Slide # 1

Slide # 1

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Minggu, 25 Februari 2018

Mengapa Memilih Karate?

Mengapa pilih KARATE ? itulah kalimat yang pertama terucap oleh orang yang baru mengetahui kalo saya adalah seorang KARATEKA. Saya sudah terbiasa dengan pertanyaan semacam itu, dan saya juga sangat memakluminya. Yaa….Mungkin karena tubuh saya kurus sehingga banyak yang tidak percaya bahwa saya adalah seorang KARATEKA. Tapi inilah saya, saya adalah seorang KARATEKA. Saya punya alasan mengapa saya memilih KARATE bukan olahraga lain. Alasan yang pertama adalah karena dulu, KARATE berkembang di tempat saya tinggal. Alasan saya adalah mengenai faktor fisik. Sebagai seorang anak laki2, saya mempunyai naluri menyukai BOLA. Namun dengan badan yang sekurus ini, sulit bagi saya untuk berkecimpung di dunia sepakbola. Karena itulah saya tidak memilih sepakbola untuk saya geluti. Olahraga lain seperti voli, badminton,dll juga sepertinya tidak cocok dengan saya. Adapun olahraga yang tidak memandang masalah fisik, yaitu CATUR. Ada alasan yang mendasari saya untuk tidak memilih catur. Saya sedikit mengerti aturan permainan catur tapi saya tidak ingin. Alasan lain yang mendasari saya memilih KARATE adalah masalah kepercayaan diri. Dengan badan sekurus ini, banyak teman2 saya yang tidak menghormati saya bahkan tidak menghargai saya. Kebanyakan dari mereka selalu mengucilkan saya, sehingga kepercayaan diri saya menjadi runtuh seketika saat mereka menghina saya.tapi tentunya tidak semua teman saya menghina saya. Banyak juga teman2 yang selalu melindungi saya. Namun saya tidak mau jika terus berlindung dibelakang mereka.saya ingin melindungi mereka. Untuk itulah saya memilih KARATE. Dengan masuknya saya menjadi seorang KARATEKA, banyak dari mereka yang tadinya menghina saya, sedikit demi sedikit mulai bisa menghormati saya. Dengan masuknya saya menjadi sorang KARATEKA juga, saya mulai menjelma menjadi pribadi yang meskipun orang lain menghina saya, saya tetap bisa mengembangkan potensi dalam diri saya. Teman2 yang dari dulu selalu melindungi saya, sekarang bisa saya lindungi. Saya yang dulunya bersembunyi di belakang teman2 saya, sekarang bisaberdiri sejajar dengan mereka untuk mengembangkan potensi dalam diri kami yang belum muncul sempurna. Karena kebanyakan dari teman2 saya yang selalu melindungi saya adalah anak2 yang selalu menjadi bahan olok-olokan teman yang lain. Selan itu, saya juga adalah jenis orang yang penakut. Saya tidak berani melawan siapapun yang menghina saya. Nah..dengan masuknya saya menjadi seorang KARATEKA, saya menjadi orang yang cukup berani menghadapi orag yang mengina saya. Namun tentunya dengan cara yang halus. Itu semua saya lakukan karena saya tahu kalau orang yang menghina saya hanya bertujuan untuk mengeksiskan diri mereka. Mereka ingin diakui oleh orang lain. Namun cara yang meeka tempuh adalah SALAH. Kita tidak perlu menghina orang lain untuk diakui oleh orang lain. Yang harus kita lakukan adalah menghormati mereka dan terus mencoba mngembangkan potensi diri kita. Karena saya percaya bahwa TUHAN MENCIPTAKAN MANUSIA DENGAN KELEBIHANNYA MASING-MASING. Kita hanya perlu mengolah potensi diri kita. Dan ingatlah pepatah yang mengatakan ANJNG MENGGONGGONG, KAFILAH BERLALU. Saya disi bukan menjadi jawara atau sejenis nya saya masuk karateka hanya ingin hidup tenang,aman,damai. Dan saya bermimpi ingin menjadi seorang atlit yang berpotensi tinggi yang di kenang.

0 komentar:

Posting Komentar